mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani lagi. Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu. Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu. Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku, kulupakan wajahmu. 1. Diksi Pemilihan kata puisi asmardana karya goenawan menggunakan kata-kata yang
Imajinasi. Penyair selalu berusaha memberikan gambaran tentang apa yang diungkapkannya itu dengan kekuatan imajinasi. Dengan pilihan katanya W.S Rendra berusaha menggugah kemampuan melihat dan meraba. Adapun imajinya sebagai berikut: Imaji Penglihatan (visual) : /Ia merangkak/ /di atas bumi yang dicintainya/ /Tiada kuasa lagi menegak/ /Telah ia
Pada 1990 kumpulan sajak Celurit Emas dan Nenek Moyangku Airmata terpilih menjadi buku puisi di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Juara pertama sayembara menulis puisi AN-teve dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-50 pada 1995. Beberapa sajaknya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda dan Bulgaria.

Berikut ini enam contoh puisi kehidupan sedih yang diambil dari berbagai sumber. 1. Tiada. Bahkan jika rumahnya hanya ada di balik iklan yang ia baca di perjalanan. Tiada rumah yang tidak merindukan seorang ibu yang murah berkah. Kata temanku yang rumahnya konon baru enam sementara sosok ibunya belum ditemukan. 2.

Berikut ini adalah kumpulan quotes rindu paling menyentuh hati, yang bisa anda ungkapkan dalam kata-kata.. “Rindu adalah perkara ruh, bukan perkara jasad. Merindukanmu barangkali omong kosong yang masuk akal. Sedangkan, perpisahan hanyalah perkara mata dan ingatan, sama sekali tak berlaku pada hati dan jiwa.”. ― Ilham Gunawan. Foto: Unplash/Samuel Ramos. Ini dia kumpulan puisi untuk sahabat yang meninggal dunia. Dikutip dari buku yang berjudul Antologi Puisi Sahabat Berkisah, Farras Alifia Rahman dkk, (2020:12-13, 30-32, 33,34), dan buku Puisi untuk Diri Sendiri, Taufik Hidayat, (2016:11-12). 1. Rindu Sahabat. Oleh: Euis Julaeha. 2. Sama dengan puisi Hanya, puisi ini bisa kalian jumpai dalam Melipat Jarak. Baca juga: Mengenang Sapardi Djoko Damono dan Karya Abadinya bagi Dunia Sastra Indonesia. Menjenguk Wajah di Kolam “Jangan kauulang lagi menjenguk wajah yang merasa sia-sia, yang putih yang pasi itu. Jangan sekali-kali membayangkan Wajahmu sebagai rembulan. Ingat di atas bumi yang dicintainya. Tiada kuasa lagi menegak. Telah ia lepaskan dengan gemilang. pelor terakhir dari bedilnya. Ke dada musuh yang merebut kotanya. Ia merangkak. di atas bumi yang dicintainya. Ia sudah tua. luka-luka di badannya. Bagai harimau tua. susah payah maut menjeratnya. Matanya bagai saga. menatap musuh pergi dari kotanya

Padamu Jua. Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu. Kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap melambai pulang perlahan sabar, setia selalu. Satu kekasihku aku manusia rindu rasa rindu rupa. Di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati.

.
  • pesy3q61kn.pages.dev/803
  • pesy3q61kn.pages.dev/28
  • pesy3q61kn.pages.dev/324
  • pesy3q61kn.pages.dev/786
  • pesy3q61kn.pages.dev/301
  • pesy3q61kn.pages.dev/262
  • pesy3q61kn.pages.dev/129
  • pesy3q61kn.pages.dev/439
  • pesy3q61kn.pages.dev/134
  • pesy3q61kn.pages.dev/650
  • pesy3q61kn.pages.dev/785
  • pesy3q61kn.pages.dev/268
  • pesy3q61kn.pages.dev/372
  • pesy3q61kn.pages.dev/387
  • pesy3q61kn.pages.dev/473
  • puisi rindu nenek yang telah tiada